Minggu, 22 November 2015

(Remaja) Indonesia Dengan Ancaman Narkoba



Negeri ini terkena penyakit memprihatinkan dan mengenaskan, yang tidak lain adalah narkoba (narkotika dan obat berbahaya). Pasalnya, selama ini berbagai media santer memberitakan tentang banyaknya penduduk Indonesia yang mengkonsumsi obat terlarang tersebut, bahkan sebagian besarnya berasal dari kalangan pemuda. Sehingga nyawa mereka banyak yang melayang bak laron yang berterbangan. Berdasarkan data yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN), kini penggunanya lebih dari 5,1 juta orang. Karena itu, perang melawan narkoba merupakan solusi konkret yang harus dikobarkan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam pandangan Islam, narkoba memang jelas-jelas barang yang merusak mental dan fikiran. Hal tersebut sama halnya khomr. Jadi narkoba termasuk kategori obat yang dilarang Allah. Sebagaimana firman Allah, “Dan Janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai sesuatu yang membahayakanmu). Karena sesungguhnya Allah Maha Kasih Sayang kepadamu”. (Q.S. An-Nisa’ : 29). 
Mengingat urgensi kesehatan setiap manusia dan mengetahui tingkat bahaya narkoba bagi tubuh manusia, selayaknya seluruh elemen bangsa menyadarkan diri untuk tidak mengkonsumsi narkoba, apalagi yang dalam kategori illegal. Obat tersebut hanya boleh dikonsumsi manusia sesuai dengan dosis yang sesuai beserta pengawasan pihak yang sudah ahli atau dokter, dengan catatan hanya digunakan ketika dibutuhkan dalam medis.
Terkait dengan narkoba, pastinya kita masih ingat dengan kasus Bali Nine dan juga Merry Jane. Banyak pengedar narkoba dari luar negeri yang mengedarkan narkoba dengan sasaran para pelajar dan remaja- remaja Indonesia. Bahkan, Indonesia telah menjadi salah satu sasaran empuk bagi mereka, apalagi Indonesia menjadi tempat strategis pasar dunia. Hal itu disebabkan oleh karena bangsa Indonesia belum ada keseriusan dalam menangani kasus narkoba.
Hal itu merupakan salah satu bentuk betapa lemahnya hukum di Indonesia. Sejatinya, jika persoalan tersebut ditangani dengan serius, tentu saja tidak akan menimbulkan kerusakan mental bangsa yang sangat tragis. Dan dewasa ini bangsa Indonesia masih menganggap biasa narkoba. Seharusnya para jajaran pemerintah memberikan contoh yang baik. Bahkan memberikan ketegasan dalam hal ini.
Tetapi tidak ketika para anggota yang berwenang malah ikut eksis dalam penyalahgunaan narkoba. Dan ikut-ikutan membantu para pengedar narkoba dalam pendistribusiannya. Hal semacam ini tentunya memberikan kesan yang sangat jelek. Bahkan mereka sama sekali tidak pantas dijadikan sebagai penegak hukum. Sebagaimana kasus empat polisi yang kompak jadi pengedar sabu di Indonesia. (Merdeka.com, 01/06/2015)
Dalam kasus tersebut, empat tersangka di antaranya adalah Brigadir TU (personel Satuan Sabhara Polresta Pekanbaru), Brigadir BE (anggota Unit Sabhara Polsek Pekanbaru Kota), Aiptu IN (personel Satuan Binmas Polres Meranti), dan Bripka AT (anggota Satuan Dit Lantas Polda Riau). Bayangkan saja, seorang polisi saja berbuat demikian, apalagi para ‘bajingan’ di negeri ini, pasti tidak segan untuk melakukan tindakan semacam itu. Sungguh ironis.
Oleh karena pentingnya moral bagi seluruh masyarakat Indonesia, satu-satunya solusi adalah dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan dini terhadap para pelajar dan juga remaja bangsa ini. Di sisi lain, para penegak hukum harus memberikan hukuman kepada pengonsumsi narkoba agar menjadi jera. Hal tersebut tentunya membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah. Dan pemerintah lah yang seharusnya mempunyai kewajiban dalam membasmi para pengedar bahkan pada pecandu narkoba sampai ke akar-akarnya.
Dan bisa disimpulkan bahwasannya penggunaan narkoba secara ilegal hanya mengakibatkan kerugian saja, tidak ada manfaatnya sama sekali. Jadi seluruh elemen bangsa tidak perlu mencoba-coba mengkonsumi bahan berbahaya tersebut. Pasalnya, sangat banyak contoh di lingkungan kita bahwa pengonsumsi narkoba tidak akan menemukan kepuasan dan ketenangan hidup.
Mulai detik ini,  para pendidik, pengajar, dan orang tua, bahkan diri sendiri, harus sigap serta waspada akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat kita. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk mencetak generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik. Wallahu A’lam


Oleh : Muhammad Ismail Lutfi
(Mahasiswa Sekaligus Ketua Badan Pengawas Penyalahgunaan Narkoba UIN Walisongo dan Alumnus SMK ARRIDLO Kab. Pati)





Pemilu Sebagai Penentu



Dewasa  ini pemilihan umum (pemilu) menjadi salah satu langkah paling tepat dalam rangka memilih pemimpin di negeri ini. Tentunya dengan harapan menghasilkan pemimpin yang bisa mengayomi rakyat. Tetapi kenyataannya tak banyak pemimpin-pemimpin baik yang seharusnya terpilih. Malah para pemimpin munafik yang memang tidak pantas duduk di kursi tertinggi memenangkan kompetisi tersebut. Tapi apa boleh buat, itulah yang terjadi di negeri ini. Mau tidak mau rakyat harus terpaksa dipimpin  oleh pemimpin yang biadab. Yang konsekuensinya negara tidak bisa sejahtera bahkan semakin terpuruk.
            Oleh karena itu, pemilu yang sehat dan berkualitas harus segera di terapkan dalam negara ini. Dan keluarga besar OSA “Organisation of SMK ARRIDLO” berusaha untuk melatih para pemuda, khususnya siswa-siswi SMK ARRIDLO dalam menerapkan hal tersebut dari mulai yang terkecil. Yang diharapkan esok nanti pemuda-pemuda ini bisa mempraktikkan apa yang didapat dari OSA untuk negara tercinta ini. Tentunya pemimpin-pemimpin bangsa yang bisa dijadikan panutan bangsa ini.
            Dan dengan kegiatan tersebut siswa-siswi SMK ARRIDLO dilatih menjadi seorang pemimpin memulai dari diri sendiri. Yang intinya memudahkan dalam pengajaran dan pengaplikasiannya di lingkungan sekolah, bahkan di lingkungan masyarakat. Selain itu juga diharapkan siswa-siswi di SMK ARRIDLO menjadi kader-kader pemuda bangsa yang berdikari.
            Pemuda Indonesia merupakan penerus bangsa yang nantinya menentukan maju tidaknya negeri ini. Oleh karena itu, para pengajar, pendidik, dan segenap orang tua diharapkan mampu membimbing putra-putrinya yang kelak akan dijadikan tombak perjuangan. Semoga jajaran para pemimpin negeri ini sadar dan bisa bangkit dari keterpurukan yang tentunya menyakitkan. Tak hanya itu, peran dari kalangan masyarakat juga menentukan keadaan kita sekarang.
            Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, penuh keanekaragaman yang patut dibanggakan dan yang  membutuhkan perubahan. Waahu a’lam

                        Penulis adalah Aktifis di Organisasi OSA dan DKA SMK ARRIDLO

Oleh : Muhammad Ismail Lutfi
(Siswa kelas XII SMK ARRIDLO Kec. Dukuhseti Kab. Pati)

Memacu Semangat Kepahlawanan Siswa SMK ARRIDLO


Oleh: Muhammad Ismail Lutfi 

Pahlawan adalah Warga Negara Indonesia yang gugur, tewas, atau meninggal dunia karena akibat tindakan kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa. Seperti contohnya Bapak Ir Soekarno, R A Kartini, Jendral Sudirman, KH Hasyim Asyari dan lain sebagainya. Ini merupakan contoh dari beberapa pahlawan negeri ini yang memang benar-benar berkorban dan siap menanggung konsekuensi atas apa yang telah diperbuat pada masa itu. Tentunya dengan resiko yang sangat berbahaya.
Para pahlawan bangsa ini patut diacungi jempol. Mereka berjuang dan berkorban demi seluruh bangsa Indonesia atas dorongan pribadi, bukan karena dorongan keluarga ataupun pihak lain. Hal itulah yang menyebabkan nama para pahlawan di negeri ini selalu dikenang sepanjang masa oleh bangsa Indonesia. Bahkan, karena jasa besar para pahlawan, kemudian sosoknya diabadikan bangsa Indonesia dengan cara membuat patung-patung para pahlawan tersebut di kota-kota tertentu, terutama kota pahlawan. Bukan hanya untuk selalu dikenang, patung tersebut ditujukan untuk dijadikan sebagai contoh atau teladan bagi tunas-tunas bangsa sekarang dan mendatang.
Seluruh bangsa Indonesia mengetahui, 350 tahun Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda. Sudah tentu, hal itu sangat pedih. Akan tetapi, dengan semangat persatuan dan kekompakan para pejuang bangsa yang tanpa memandang ras, suku, dan budaya, bangsa ini berhasil mewujudkan kemerdekaan yang selama ini diimpikan. Bersama-sama, mereka berjuang dengan sangat gigih sekalipun gugur dalam perang adalah taruhannya.
Semangat itu semua tumbuh lantaran bangsa kita terlalu larut dalam kesengsaraan yang sangat mendalam. Ini merupakan hal mendasar yang mengantarkan tercapainya kemerdekaan Indonesia. Semua itu harus dijadikan pelajaran berharga bagi bangsa ini. Lebih-lebih untuk pemuda-pemuda Indonesia yang akan meneruskan tongkat estafet yang kelak bisa diandalkan dan ikut eksis di dunia Internasional.
Oleh sebab itu, SMK ARRIDLO melalui organisasi DKA (Dewan Kerja Ambalan) pada 10 November 2014 lalu membuat kegiatan kepahlawan dalam memperingati hari pahlawan. Momentum ini selalu diperingati SMK ARRIDLO setiap tahunnya, dan tentunya dengan berbagai varian acara. Siswa-siswi SMK ARRIDLO dituntut menganakan seragam atau pakaian para pahlawan negeri ini. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan sifat-sifat patriotisme yang dimiliki para pahlawan tumbuh dalam jiwa-jiwa pemuda Indonesia, terutama siswa dan siswi SMK ARRIDLO. Selain itu, juga mengadakan upacara bendera sebagai bentuk penghormatan simbolis dan wujud cinta terhadap tanah air.

Semarang, 09 Juni 2015 
Oleh : Muhammad Ismail Lutfi

(Siswa kelas XII SMK ARRIDLO Kec. Dukuhseti Kab. Pati)


BELA NEGARA, PR Siapa ?


            Indonesia merupakan  negara Republik dengan sistem Demokrasi yang mempunyai dasar Pancasila, dengan penduduk yang lebih dari 250 juta Indonesia sebagai negara yang besar dengan banyak keragaman. Akan tetapi dengan banyaknya penduduk Indonesia menjadikan besarnya pula resiko yang harus di tanggung, baik resiko dari luar atau bahkan dari dalam negeri sendiri. Dengan ancaman tersebut pemerintah harus mempunyai massa sebagai pertahanan negara.
            Dari  jumlah yang amat banyak, pemerintah mampu mengerahkan semua rakyaknya sebagai kekuatan dalam membantu tetap berdaulatnya negara Indonesia. Karena pemerintah sangan mudah untuk mencari massa jika sewaktu-waktu negara atau bangsa menyerang negara indonesia.
            Tetapi masalahnya dari semua lapisan masyarakat yang terdiri dari banyak golongan tidak gampang dalam menggerakkannya, dan juga belum tentu semuanya mampu dan mau untuk bersama-sama berjuang untuk melindungi Indonesia ketika menghadapi ancaman-ancaman tersebut. Karena pada hakikatnya mereka terdiri atas banyak suku dan budaya yang mempunyai urusan sendiri-sendiri walaupun mempunyai tujuan sama, sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
            Dengan di terbitkannya keputusan menteri pertahanan (MenHa) untuk merencanakan program bela negara untuk seluruh lapisan masyarakat memudahkan pemerintah dalam menggerakkan rakyat Indonesia dalam satu barisan yang kuat dan kokoh. Akan tetapi belum tentu seluruh lapisan masyarakat Indonesia bisa menerima kebijakan tersebut. Walaupun sesunguhnya memang sangat bermanfaat dan membantu sekali dalam hal tetap mempertahankan keamanan dan ketertiban negara ini.
            Banyak yang menentang akan rencana tersebut, mulai dari mereka yang kurang patuh dengan pemerintah dan juga mereka yang terlalu banyak alasan. Sebagai contohnya para anggota pemerintahan yang kurang setuju dengan kebijakan tersebut dengan berbagai alasan yang bisa di bilang dengan kepentingan sendiri, seperti halnya dari anggota komisi 1 DPRD yang menganggap bahwa rencana itu sulit di pahami, “Rasanya sulit di mengerti” kata Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya. senin 12/10/2015.
            Dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa anggota pemerintahan saja ada yang kurang patuh dengan kebijakan pemerintahan sendiri, padahal sudah jelas di katakan oleh menteri pertahanan bahwa kegiatan tersebut demi kepentingan bersama, bukan golongan atau kelompok tertentu.
            Perlu di sadari pula, bahwa dalam pertumbuhan yang sangat pesat dengan jumlah penduduk 250 juta paling tidak mempunyai sebagian penduduk yang potensial untuk melibatkan dalam pembelaan Negara sebagai kader militan.  Menurut Ryamizard, bukan karena ada ancaman dari negara tetangga bela negara dilakukan tetapi karena sesuai dengan prinsip rakyat semesta.
            Hal inilah yang memprakarsai untuk di buatnya kebijakan tentang bela negara untuk seluruh lapisan masyarakat, karena memang sangat penting dengan keutuhan negara ini. rencananya kegiatan yang akan di dilaksanakan nanti awal 2016 oleh 47 kabupaten atau kota yang tersebar dalam 11 kodim ini, di harapkan rencana tersebut menjadi langkah awal untuk dapat merealisasikan program wajib bela negara yang bisa di bilang fantastis, karena dengan rencana melibatkan 100 juta penduduk Indonesia sampai tahun 2025 atau dalam kurun waktu sepuluh tahun kedepan.
            Demi terwujudnya program trersebut, selayaknya para Dewan sepenuhnya mendukung, agar memberi contoh terhadap masyarakat umum atau tingkat biasa (menengah kebawah). Pasalnya jikalau para jajaran Dewan tidak memberi contoh, bahkan hanya di tekankan pada masyarakat lapisan bawah saja, pasti mereka akan bersikeras menolak rencana ini. mereka pasti akan bilang Dewan saja membangkang, apalagi kita.
            Oleh karena itu, alangkah baiknya jikalau program tersebut di contohkan terlebih dahulu oleh dewan-dewan negara ini yang duduk di bangku pemerintahan. Agar masyarakat juga lebih dengan mudah di atur, kalau di analogikan jiaka pemimpinnya sudah bisa di atur, rakyatnya jauh lebih mudah di atur.
Dengan begitu untuk mewujudkan negara sejahtera mari bersama-sama merapatkan barisan untuk melangkah ke depan. Dan dengan di terapkan wajib bela negara  Indonesia mempunyai peluang besar untuk mempunyai kader pemuda yang mampu di andalkan, karena melihat realita di lapangan, pemuda saat ini jauh dari harapan Negara yang mana menjadi tonggak penerus bangsa nantinya. Wallahu A’lam

Dimuat di Koran Rakyat Jateng Edisi November 2015